Dari Desa untuk Bangsa: Membangun Madrasah Berkualitas Berbasis Pesantren di Pedesaan
Tuban – Di tengah arus modernisasi dan tantangan pendidikan yang semakin kompleks, sebuah lembaga pendidikan Islam di pedesaan Tuban, Jawa Timur, justru menunjukkan kemajuan yang menginspirasi. Lembaga Pendidikan Al Mahmudī, yang berlokasi di Dusun Dingil, Desa Jatirogo, Tuban, berkembang pesat menjadi madrasah unggulan berbasis pesantren yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan spiritualitas generasi muda.
Dipimpin oleh Muhammad Nidzam, S.Pd.I, lembaga ini mengusung visi besar: membangun madrasah berkualitas di pedesaan dengan fondasi nilai-nilai pesantren. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana khas daerah rural, Al Mahmudī membuktikan bahwa kualitas pendidikan tidak harus eksklusif milik kota.
Madrasah Plus Pesantren: Model Pendidikan Holistik
Yang membedakan Al Mahmudī dari lembaga pendidikan lainnya adalah pendekatannya yang mengintegrasikan pendidikan formal madrasah dengan sistem kehidupan pesantren. Para siswa tidak hanya belajar mata pelajaran umum dan agama di ruang kelas, tetapi juga tinggal di pesantren, mengikuti pembinaan akhlak, tahfidzul Qur’an, kajian kitab kuning, dan program kemandirian.
“Di sini kami ingin mencetak santri yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara mental dan kuat secara spiritual,” ujar Muhammad Nidzam dalam wawancaranya.
Pendidikan untuk Semua Kalangan
Dengan semangat "pendidikan untuk semua", Al Mahmudī membuka akses seluas-luasnya bagi anak-anak di desa untuk mengenyam pendidikan berkualitas. Biaya yang terjangkau dan sistem beasiswa bagi santri dhuafa menjadi bagian dari komitmen sosial lembaga ini. Dukungan masyarakat setempat menjadi salah satu kunci utama keberhasilan Al Mahmudī.
Selain itu, lembaga ini aktif mengadakan pelatihan keterampilan seperti pertanian terpadu, peternakan, dan wirausaha kecil berbasis syariah. Harapannya, santri tidak hanya memiliki bekal ilmu, tapi juga keterampilan hidup yang aplikatif.
Tantangan dan Harapan
Meski banyak kemajuan, Muhammad Nidzam tak menampik adanya tantangan. Keterbatasan fasilitas, minimnya dukungan teknologi, dan kebutuhan akan SDM profesional menjadi pekerjaan rumah yang terus dicarikan solusinya.
Namun ia percaya, dengan kerja sama yang solid dan dukungan masyarakat, madrasah di desa bisa sejajar, bahkan melampaui, lembaga-lembaga pendidikan di perkotaan.
“Kalau desa ingin bangkit, pendidikannya harus kuat. Dan pesantren adalah pusat peradaban desa. Inilah semangat yang kami bawa,” pungkasnya.
Masa Depan Pendidikan Desa
Kisah Lembaga Pendidikan Al Mahmudī menjadi bukti bahwa desa bisa menjadi pusat pendidikan yang unggul dan mandiri. Dengan mengusung model pendidikan berbasis pesantren, lembaga ini tak hanya membina generasi cerdas, tapi juga membangun fondasi moral dan sosial bagi masa depan desa dan bangsa.
Reporter: [RAFAEL]
Editor: [SAUKI]
Media: [Almahmudi Media Center]